Rabu, 18 September 2013

Karakterkan Budaya Pengawasan Masyarakat


Kita ketahui bahwa kehidupan perekonomian didaerah Bangka Belitung saat ini semakin mengkhawatirkan. Seiring dengan lahan penambangan timah yang semakin sempit dan tidak meng-hasilkan. Keinginan kembali ke Perkebunan Lada, tetapi sulit mendapatkan modal awal, belum lagi harga karet yang jatuh dan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Jika tidak diatasi maka bagai bom waktu permasalahan sosial seperti perkelahian antar desa, kekerasan terhadap perempuan, meningkat nya kasus perceraian, tindakan kriminal dan lainnya akan terjadi. Lalu apakah hubungannya semua ini dengan pentingnya kita membahas tentang budaya kearifan lokal didaerah bangka belitung. Apakah hal ini menjanjikan solusi?

Apakah sebenarnya yang membuat orang jepang gemar membaca sekalipun didalam bus untuk mengisi waktu luang. Apakah yang diajarkan setiap hari kepada para anak dan cucu jepang, apakah budaya tradisi keseharian mereka sehingga mereka suka membaca. Saya yakin anda sepakat dengan saya, bahwa rajin membaca itu prasyarat jika ingin kemajuan. Lalu seberapa rumit membentuk budaya membaca ini dimasyarakat kita,

Tentu saja, apapun  yang berkembang dimasyarakat baik dalam bentuk pemikiran maupun perilaku, bernilai positif/ baik maupun negatif /  baik, maka hal inilah yang akan menjadi budaya masyarakat itu . Pemikiran dan perilaku itu sebenarnya dibentuk dari bagaimana hubungan dirinya dengan alam, peralatan yang ia gunakan, cara mempertahankan hidup (bekerja), cerita / nasihat turun temurun yang ia dengar baik melalui pendidikan, agama maupun cerita para tetua dan tokoh yang menginspirasi dirinya.

Artinya jika kita memang mengenal sifat dan tradisi yang membentuk budaya masyarakat kita maka seharusnya kita dapat mencegah terjadinya bencana sosial yang membuat kita khawatir. Temukan kembali cerita atau tradisi yang cukup bijaksana untuk digenerasikan lagi sehingga perlahan menggiring perilaku malas menjadi rajin, pasif menjadi aktif, Suka memukul menjadi mengerti hukum, dan lainnya.

Dalam skala persoalan yang lebih besar. Menghadapi pintu terbuka pasar bebas dan globalisasi, sangat penting kita segera mengenal Siapakah aku? apakah karakter Orang Indonesia, apakah nilai – nilai Kearifan Orang Indonesia, sebelum kita terhimpit pada arus kepentingan ekonomi yang menjanjikan kemakmuran namun menghantam Jati Diri Bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar