Kita
ketahui bahwa kehidupan perekonomian didaerah Bangka Belitung saat ini semakin
mengkhawatirkan. Seiring dengan lahan penambangan timah yang semakin sempit dan
tidak meng-hasilkan. Keinginan kembali ke Perkebunan Lada, tetapi sulit
mendapatkan modal awal, belum lagi harga karet yang jatuh dan minimnya lapangan
pekerjaan yang tersedia.
Jika tidak diatasi maka bagai bom
waktu permasalahan sosial seperti perkelahian antar desa, kekerasan terhadap
perempuan, meningkat nya kasus perceraian, tindakan kriminal dan lainnya akan
terjadi. Lalu apakah hubungannya semua ini dengan pentingnya kita membahas
tentang budaya kearifan lokal didaerah bangka belitung. Apakah hal ini
menjanjikan solusi?
Tentu saja, apapun yang berkembang dimasyarakat baik dalam bentuk
pemikiran maupun perilaku, bernilai positif/ baik maupun negatif / baik, maka hal inilah yang akan menjadi budaya
masyarakat itu . Pemikiran dan perilaku itu sebenarnya dibentuk dari bagaimana
hubungan dirinya dengan alam, peralatan yang ia gunakan, cara mempertahankan
hidup (bekerja), cerita / nasihat turun temurun yang ia dengar baik melalui
pendidikan, agama maupun cerita para tetua dan tokoh yang menginspirasi dirinya.
Artinya jika kita memang mengenal
sifat dan tradisi yang membentuk budaya masyarakat kita maka seharusnya kita
dapat mencegah terjadinya bencana sosial yang membuat kita khawatir. Temukan
kembali cerita atau tradisi yang cukup bijaksana untuk digenerasikan lagi
sehingga perlahan menggiring perilaku malas menjadi rajin, pasif menjadi aktif,
Suka memukul menjadi mengerti hukum, dan lainnya.
Dalam skala persoalan yang lebih
besar. Menghadapi pintu terbuka pasar bebas dan globalisasi, sangat penting
kita segera mengenal Siapakah aku? apakah karakter Orang Indonesia, apakah
nilai – nilai Kearifan Orang Indonesia, sebelum kita terhimpit pada arus
kepentingan ekonomi yang menjanjikan kemakmuran namun menghantam Jati Diri
Bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar